Sahabat, aku hanya sekedar ingin berbagai rasa. Ketika keharuan
muncul saat opening Pameran Seni Rupa bertema “Looking For Step” di
Majalengka, hanya rasa yang kemudian mengantarkan aku ke ranah
kebahagiaan hakiki. Padahal, sejak awal aku tidak pernah merasa pasti
bahwa istilah “cinta” dapat dipercaya. Kini aku percaya. Keywordnya
adalah “kebersamaan”. Lain tidak.
Mengintip Hidup, lukisan di atas kanvas, karya Eded Harto, Majalengka |
Kesadaran membangunkanku. Ruang dan waktu memberiku kesempatan mengenali apa arti kehidupan, meski dengan langkah tertatih-tatih dan tak kunjung menemukan arah pasti. Dunia seniku sebatas yang sempat aku baca, khasanah budaya hanya sekedar apa yang pernah aku lihat, sementara aku berada dalam belenggu rutinitas dalam posisiku sebagai pegawai pemerintah rendahan.
Hegar Parangina, anakku, hidup seru di dunia karawitan Sunda |
Uang, Lukisan di atas kanvas, karya Eded Harto, Majalengka |
Kesadaran membangunkanku. Di sini, ruang memberi nyawa lebih banyak. Tawa renyah lebih menyiratkan kebahagiaan abadi ketimbang berdiri di belakang dengan laku “seolah-olah”. Maka aku gauli kalian seperti kalian adalah pacarku selamanya. Maka raihlah pula tanganku, dan kuraih tanganmu. Jabat erat ini untuk tetap bergandengan. Tidak hanya berdua, namun bertiga, berempat, dan lebih banyak lagi. Dalam kurun waktu sebentar saja kenikmatan datang menyentuh labirin rasaku. Cinta pun rekah menjadi aroma kebersamaan abadi. Kuncinya hanya sekedar menerima apa adanya. Tidak berdiri dalam keangkuhan semata. Kita sama, Bung, demikian seorang dari kalian berkata. Dan aku satuju.
Bahwa hakikat hidup adalah saling menitipkan diri. Aku butuh kau, kau butuh aku. Aku butuh mereka, mereka butuh aku. Kalian butuh mereka, mereka juga butuh kalian. Saling silang. Saling melengkapi. Dan makna pun terjadi. Hakikat itu menjelma menjadi nyata di depan mataku sendiri, di sini, di arena pentas dengan alunan kolaborasi rasa yang padu. Aku yang datang dari ranah antah berantah, luruh dalam sapuan kuas para perupa yang perkasa. Pengakuanpun muncul tiba-tiba, ternyata : indah pula yang namanya kebersamaan!***
0 komentar:
Posting Komentar